Perjalanan ke Museum Warisan Budaya Tak benda Yuhang:
Merasakan pesona teknik pewarnaan tradisional Tiongkok
Ira Febyola Perangin Angin
Hari ini, perjalanan kami dalam mengenal Tiongkok membawa kami ke Museum Warisan Budaya Takbenda Yuhang. Sebagai Mahasiswa dari Zhejiang University of Science and Technology, Kami berkesempatan mengunjungi Museum ini yang terletak di Distrik Yuhang, Kota Hangzhou, Tiongkok, dan merupakan tempat penting untuk melindungi serta mempromosikan warisan budaya takbenda. Di sini, kami tidak hanya bisa mengunjungi dan merasakan berbagai keterampilan tradisional yang beragam, tetapi juga berkesempatan untuk terlibat langsung dalam pelestarian dan penerusan warisan budaya yang berharga ini, sekaligus merasakan pesona dan vitalitas budaya tradisional. Hari ini, kami sangat beruntung dapat mendalami salah satu keterampilan tradisional—pewarnaan kain dengan teh.
Pewarnaan kain dengan teh adalah teknik pewarnaan kain menggunakan pigmen alami yang diekstrak dari daun teh. Teknik ini tidak hanya memberikan warna yang unik pada kain, tetapi juga memiliki efek antimikroba dan pengawet, yang membantu memperpanjang umur kain. Ketika saya melangkah ke dalam Museum Warisan Budaya Takbenda Yuhang, seorang ahli dengan antusias memperkenalkan rahasia pewarnaan teh kepada kami. Mereka menjelaskan bahwa proses pewarnaan teh melibatkan beberapa langkah penting, seperti memilih teh, merebus teh, menyiapkan kain, mewarnai kain, dan menjemur kain. Jenis teh yang digunakan dalam pewarnaan kain memiliki pengaruh besar terhadap hasil pewarnaan.
Di bawah bimbingan instruktur, saya pribadi merasakan pesona pewarnaan teh. Kami menggunakan berbagai jenis daun teh, termasuk teh hijau, teh hitam, dan teh oolong, untuk proses pewarnaan. Setiap jenis teh menghasilkan warna yang unik. Teh hijau memberikan rona kuning-hijau yang segar dan menyenangkan, teh hitam menghasilkan warna coklat tua, dan teh oolong menghasilkan warna indah antara hijau dan coklat. Konsentrasi teh dan waktu penyeduhan secara langsung mempengaruhi hasil akhir pewarnaan.
Dalam proses pewarnaan, saya juga mempelajari sebuah trik kecil untuk membuat pola pada kain, yaitu dengan menggunakan karet atau tali untuk mengikat kain. Kemudian, kain yang telah diberi pola tersebut direndam dalam larutan teh yang sudah dimasak, sehingga kain dapat menyerap pigmen dari daun teh secara maksimal. Proses perendaman ini bisa dilakukan berulang kali sesuai kebutuhan, untuk mencapai tingkat kedalaman warna dan keseragaman yang diinginkan. Setelah proses pewarnaan selesai, kain perlu dijemur di bawah sinar matahari agar warna menjadi stabil dan akhirnya menyerap secara permanen pada kain.
Selain teknik pewarnaan dengan teh, Museum Warisan Budaya Takbenda Yuhang juga menampilkan teknik pewarnaan tradisional lainnya seperti pewarnaan indigo, pewarnaan alami dengan tumbuhan, dan batik lilin. Teknik-teknik ini juga memiliki makna budaya yang kaya dan proses kerajinan yang unik, yang menunjukkan keragaman dan keahlian tinggi dalam seni pewarnaan tradisional Tiongkok. Pewarnaan indigo menggunakan tanaman nila sebagai bahan pewarna, di mana pewarna biru diekstrak melalui proses fermentasi dan oksidasi; pewarnaan tumbuhan menggunakan berbagai bahan dari tumbuhan untuk mengekstrak pewarna alami; sementara batik lilin adalah metode pewarnaan yang memanfaatkan lilin sebagai zat antiwarna untuk membentuk pola-pola unik.
Perjalanan ke Museum Warisan Budaya Takbenda Yuhang kali ini membuat saya benar-benar merasakan budaya tiongkok yang sangat luas dan mendalam dan juga daya tarik unik dari budaya tradisional Tiongkok. Warisan budaya yang berharga ini bukan hanya kekayaan milik rakyat Tiongkok, tetapi juga harta karun bagi seluruh umat manusia. Saya percaya, di masa depan, Teknik pewarnaan tradisional ini akan terus berkembang dan memancarkan vitalitas yang baru, menjadi jembatan yang menghubungkan berbagai negara dan budaya, menjadikan dunia tempat yang lebih indah.
原文链接:https://radarsurabaya.jawapos.com/wisata-dan-kuliner/775231919/perjalanan-ke-museum-warisan-budaya-takbenda-yuhang-merasakan-pesona-teknik-pewarnaan-tradisional-tiongkok